Sabtu, 14 Maret 2015

Untitled

Andai bisa ku hentikan waktu, akan ku hentikan selamanya saat pertama kali kau jabat tangan ku. Terlalu naif daku kala itu, hingga karam dalam kebohongan hati yang terus menentang, mengumpat pada perasaan yang terkubur di lubuk jiwa terdalam. 
Namun, kini rindu yang kian menyeruak tak bisa ku bendung lagi.

Andai bisa ku rasuki jiwa mu, hingga dapat ku lihat isi hati mu.
Bolehkah aku mencari celah di dalam nya? Agar bisa ku diami suatu ruang hingga dapat hatiku bersarang di hatimu.

Lama sudah aku tak mengindahkan cinta. Sudah pula ku patrikan janji dengan diri sendiri agar jangan dahulu berurusan dengan nya. Namun, kala rasa itu merasuki kalbu, apa daya jiwa tak sanggup mengusirnya. Dapatkah kau mengerti bahwa kau lah yang telah lekatkan cinta itu dalam hati ku? 

Dan kini aku mempunyai sebuah opini, 

Cinta..
Satu ilusi dunia yang amat memabukkan. Membuat si lemah menjadi kuat. Membuat si kaya menjadi miskin. Membutakan seluruh insan yang jatuh kedalam nya. 

Sungguh ironis.
Cinta bisa datang karena suka atau duka, namun cinta hanya akan dan pasti berakhir dengan luka. Jika kau tak percaya, aku tak peduli.
Sepasang kekasih yang memutuskan hubungan nya, Seseorang yang menikah lalu cerai, Cinta kepada keluarga hingga salah satu dari nya di lahap liang lahat. 

Sudah aku katakan, itu opini ku. Adalah hak mu jika kau tidak setuju.

Hingga, seorang sahabat bertanya "Lalu, untuk apa Tuhan menciptakan rasa Cinta?"

Aku kembali beropini,

Hidup ini hanyalah cobaan. Maka dari itulah hidup hanya di ciptakan untuk mereka yang dapat bertahan hidup dengan berbagai cobaan yang mereka punya. Jika mereka tidak sanggup bertahan, mereka akan mengakhiri hidup dengan berharap bisa lepas dari beban cobaan tersebut. 

Namun, disini Cinta bukanlah sebuah cobaan. Hakikatnya, cinta adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan pada setiap insan. Namun, jika insan tersebut tidak dapat mengelola nya dengan baik, maka cinta akan berakhir menjadi sebuah cobaan. Cinta dapat menjadi tolak ukur apakah umat manusia bisa bertahan dari cobaan itu? Cinta sangat lah fleksibel bukan? Ia bisa menjadi cobaan bagai racun yang amat mematikan, Ia juga dapat menjadi sebuah penyedap yang sangat nikmat. 

Kesimpulan nya, aku memiliki opini terakhir : Cinta itu bagaikan MSG. Membuat segala nya terasa lebih nikmat tapi jika tidak di atur takaran nya, akan membodohkan.